Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Biru Yang Kehilangan Langitnya

Jika kita pikir baik-baik, langit erat kaitannya dengan senja, bukan? Tetapi itu hanya sesaat. Ketika menjelang malam, senja datang, Ia menghabiskan waktu bersama langit, walaupun sebentar, tapi kebersamaan mereka selalu menghiasi hari-hari orang yang menikmatinya, mereka menciptakan keindahan meski sementara, tapi banyak orang yang begitu menikmatinya. Mereka adalah langit dan senja.  Tapi jangan pernah lupa, langit juga tak pernah lepas kaitannya dengan "biru". Semua pasti bertanya-tanya dan sebagian sudah ada yang menerka, biru itu warna, kan? Iya benar. Biru adalah warna. Ketika melihat langit, pagi, siang, sore, apa warna yang nampak jelas di atas sana? Biru, bukan? Kau harus ingat,  meski tak jarang orang mengaitkan langit dengan senja, jangan pernah lupa,  yang lebih sering bersama langit, yang lebih sering mewarnainya, adalah "biru". Nah, sebagaimana kalimat pembukaan di atas,  saya menjelaskan sedikit tentang langit, senja, dan biru. Lalu, bagaima...

Menjemput Bahagia

Hari ke-14 di bulan Februari di tahun 2018. Di pagi hari yang masih sangat dingin itu, bahkan warna langit belum menunjukkan tanda-tanda bahwa hari sudah pagi. Tepatnya saat itu masih subuh.  Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya, segera beranjak kemudian menyiapkan segala hal, terutama dirinya. Makan seadanya dan berhias sederhana karena Ia berhias tidak sekarang, tapi nanti.  Perempuan itu segera membuka pintu rumahnya ketika Ia rasa dirinya sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi belum, Ia masih melangkahkan kakinya dari kamarnya menuju pintu rumah. Lalu tiba di pintu, Ia kemudian membukanya.  Ia disambut oleh langit gelap bersama sahabat-sahabatnya, awan, biru, angin. Langit tersenyum, walau tak terlihat, Ia dapat merasakan sapaan hangat sekaligus dingin dari langit dan alam raya. Semesta beserta teman-temannya siap segera membawa perempuan itu kepada kebahagiannya.  Ia menaiki kendaaran biru miliknya, yang sudah Ia parkir berjar...

Untuk Januari dan Februari

Kepada kalian, Januari dan Februari.  Aku tahu kalian tidak mungkin dapat mendengarku apalagi menjawab dan membalas perkataanku. Aku sadar dan semesta tahu, aku sangat bodoh, berbicara dengan bulan yang ditemani oleh 30 hari bersamanya.  Untuk Januari dan Februari.  Terima kasih untuk waktu berharga saat itu. Kala itulah, Tuhan mulai mengubah hidupku. Segala tentang sedih dan kawan-kawannya(tangis), tangis beserta sahabatnya(luka), dan rasa sakit bersama temannya(kecewa), digantikan dengan senyum, tawa dan rasa bahagia.  Kujalani dan lewati hari demi hari yang sangat berharga dan tak ternilai itu, dengan rasa yang baru saja lahir kemudian terus tumbuh dan berkembang secara pesat dan deras dengan sangat baik. Tidak tahu kenapa peta di hatiku menunjukkan bahwa arah yang benar untuk ku tuju adalah lelaki itu. "Dia". Sebab itulah aku mengikutinya, dan terus berjalan menuju kebahagiaan bersama rombongan cinta dalam makna "perasaan". Untuk Januari,...