Iya, aku di sini.
Tapi kurasa kamu memang tidak akan bisa menemukan diriku yang dulu lagi.
Iya, aku adalah aku. Yang menyayangimu.
Tapi kurasa, aku bukan lagi aku yang dulu.
Kamu tidak akan bisa menemukan sosok itu.
Sosok aku seperti satu tahun yang lalu.
Maaf, tapi jangan khawatir, karena aku akan selalu menjadi orang yang sangat menyayangimu.
Hanya saja, kamu telah kehilanganku.
Kehilangan segala tentang aku yang dulu.
Aku yang dulu dengan beraninya mendekatimu,
Aku yang dulunya punya rasa percaya diri yang sangat besar untuk menyatakan semuanya padamu,
Yang dulunya tak pernah segan mengejarmu,
Yang dulunya, selalu memberimu senyum, memberimu rasa, memberimu bahagia, dan segalanya.
Sekarang, yang bisa aku beri cuma rasa sayang.
Rasa sayang yang tersimpan, tersembunyi, terselubung dalam ruang yang masih setia kujaga, ruang hati.
Ruang hati yang dulunya pernah aku buka untukmu sepenuhnya.
Kamu mengenalku, iya.
Kamu memahamiku, iya.
Kamu menyayangiku, aku tahu itu.
Tapi aku, bukan lagi.. aku.
Aku.. yang saat itu berdiri di sampingmu pada hari karnaval.
Aku.. yang hari itu berjalan beriringan denganmu, menyembunyikan berbagai perasaan yang ingin sekali meluap.
Aku.. yang dulunya selalu dikerubungi perasaan bahagia di saat-saat aku berani memperjuangkanmu.
Iya, aku tahu, siapa aku yang dulu, dan siapa aku yang sekarang.
Aku tahu persis.
Aku yang selalu percaya diri,
Aku yang selalu ceria,
Aku yang selalu berani,
Bahkan, berani memulai,
Memulai cerita yang tak pernah disangka jalannya akan seperti ini.
intinya..
Saat itu, aku punya banyak keberanian, rasa percaya diri yang tinggi.
Aku.. menyayangimu.
Aku.. merindukanmu yang dulu.
Juga.. merindukan sosokku yang dulu tak sepengecut ini.
Yang tak bisa melakukan apa-apa,
Yang takut memulai,
Yang takut bicara,
Yang lemah,
Yang tak bisa mengungkapkan,
Bahkan bicara,
Bahkan menghubungimu lebih dulu.
Aku di sini, iya. Bersamamu.
Tapi aku, bukan lagi aku.
Komentar
Posting Komentar